Header Ads

Diskusi ACE-YS: Menjaga dan Mengembangkan Kekayaan Intelektual di Indonesia

(Diskusi ACE-YS hadirkan diskusi mengenai Kekayaan Intelektual. Sumber foto: Siaran pers)

The Jakarta Pride - Kekayaan intelektual (IP) tidak hanya sekadar menciptakan sebuah karya, tetapi juga melindungi hak kepemilikannya. Sayangnya, perlindungan ini seringkali kurang dipahami oleh para pelaku industri kreatif di Indonesia. 

Untuk meningkatkan kesadaran ini, Asian Creative and Digital Economy Youth Summit (ACE-YS) menyelenggarakan acara "Timeout!" yang ketiga pada Kamis, (27/06/24).

Bertempat di Sekretariat ACE-YS, Semesta - Selaksa HQ, Jakarta Pusat. Acara ini bertajuk “IP:101 Own & Protect Your Creative Works” dan menghadirkan para ahli dan praktisi IP ternama dengan 30 peserta terpilih dari berbagai latar belakang, termasuk kreator konten, periset, dan mahasiswa.

Diskusi ini menghadirkan panelis seperti Mochtar Sarman (CEO Juara Raga Adidaya & The Listening Guy), Ratri Ninditya (Koordinator Penelitian Koalisi Seni Indonesia), dan Rahadian Agung (VP Business Development SpringBoard), dengan musisi dan akademisi Ezra Mandira sebagai moderator.

Mochtar Sarman membuka diskusi dengan menyoroti potensi ekonomi dari IP melalui kolaborasi dengan merek yang tepat. Ia memberikan contoh kesuksesan kerja sama antara merek larutan penyegar lokal Cap Kaki Tiga dengan Disney, yang berhasil mengangkat citra merek tersebut. 

Menurutnya, IP yang dikolaborasikan dengan brand lain dapat memberikan relevansi dan perbedaan bagi brand tersebut, meningkatkan kepercayaan konsumen, serta membuka peluang ekspansi pasar.

“Sebuah IP jika dikolaborasikan dengan brand lain, maka dapat memberikan sesuatu yang berbeda, yang bisa mengangkat brand tersebut. Contoh, dalam aspek connection, IP dapat memberikan relevansi sebuah brand kepada target pasar, kemudian difference atau pembeda suatu brand dengan brand lain, reassurance atau meningkatan kepercayaan konsumen, sampai pada kesempatan ekspansi pasar lewat diberlakukannya storytelling IP yang digunakan,” ungkap Mochtar dalam siaran pers yang diterima oleh The Jakarta Pride.

Rahadian Agung juga menekankan pentingnya kesadaran akan potensi IP di Indonesia. Dengan latar belakang di dunia periklanan, Rahadian berpendapat bahwa pelaku industri kreatif harus memiliki mindset untuk tidak hanya mencari untung, tetapi juga menghindari kerugian. Kuncinya adalah mengembangkan ekosistem dari IP tersebut, seperti pembuatan merchandise, lagu, dan serial TV dari sebuah film.

Di sisi lain, Ratri Ninditya menyoroti persoalan IP dari sudut pandang kesejahteraan para pelaku kreatif. Dalam penelitian Koalisi Seni berjudul “Diam-diam Merugikan,” ia menjelaskan bahwa hak cipta seringkali hanya menguntungkan pihak perantara seperti label rekaman dan platform digital, sementara musisi dan pelaku pertunjukan belum mendapatkan perlindungan maksimal.

Hal ini terjadi karena undang-undang hak cipta yang ada mengatur bahwa semua karya yang masuk ke ranah digital menjadi komersial.

“Hak cipta tidak pernah memberikan perlindungan maksimal bagi musisi, namun hanya untuk pihak-pihak perantara (label rekaman, platform digital, dsb.). Musisi atau pelaku pertunjukan belum dapat perlakuan maksimal, hal ini terjadi karena adanya undang-undang hak cipta yang mengatur semua karya yang masuk ke ranah digital menjadi komersil.” Ujar Ratri.

Dalam diskusi tersebut, ketiga pembicara bertukar pandangan mengenai praktik perlindungan IP di Indonesia saat ini dan peran pemerintah dalam memajukan industri kreatif di masa depan. Sesi tanya jawab memberikan kesempatan bagi peserta untuk berbagi kegelisahan mengenai karya mereka.

Perwakilan dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Badan Siber dan Sandi Negara, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) turut berkontribusi dalam diskusi ini.

Sebagai bagian dari rangkaian acara ACE Youth Summit, Timeout menjadi wadah bagi anak muda kreatif untuk beristirahat sejenak, bertukar pikiran, terhubung, dan mengeksplorasi berbagai perspektif dengan para ahli dan praktisi industri.

Dua episode sebelumnya membahas tentang kecerdasan artifisial (AI) dan gim. Informasi lebih lanjut mengenai Timeout dan ACE-YS dapat diakses melalui situs web ace-ys.org atau melalui kanal media sosial ACE-YS.

Diberdayakan oleh Blogger.