Inovasi dalam Musik Indonesia: Remix 'Juwita' dan Video Musik Berbasis AI oleh Seno M. Hardjo
![]() |
(Foto: Istimewa) |
The Jakarta Pride - Respek terhadap musisi pendahulunya sering kali diekspresikan melalui berbagai cara kreatif. Salah satu bentuk penghormatan ini adalah dengan melakukan remake lagu-lagu legendaris. Seno M. Hardjo, melalui label rekamannya, Selatan Musik, tetap aktif dalam menghasilkan karya-karya yang menunjukkan penghargaan terhadap para musisi legendaris.
Musisi
muda saat ini memiliki kesempatan untuk dengan bangga membawakan kembali
lagu-lagu dari masa lalu, sementara karya musisi legendaris dapat diperkenalkan
kepada generasi masa kini, membuka jalan bagi pendengar baru yang terhubung
dengan berbagai era musik. Dengan keberanian Seno dalam meremake lagu
"Juwita," salah satu hits dari almarhum Chrisye yang telah melewati
berbagai zaman, lagu ini kini telah mengalami transformasi yang mengikuti tren
musik EDM (Electronic Dance Music) yang lebih modern.
Seno
M. Hardjo telah berkiprah dalam industri musik selama hampir 20 tahun dan telah
memproduksi hampir 200 lagu selama periode 25 tahun berkaryanya. Dia telah
bekerja dengan berbagai musisi terkemuka, seperti band KUBIK, Cherry Bombshell,
Ipang, Dian Pramana Poetra, Fariz RM, January Christy, Hedi Yunus, Tompi, Sara
Fajira, Rando Sembiring, hingga Barsena Bestandhi di bawah bendera Selatan
Musik.
Mengenai
remaking lagu "Juwita" yang diciptakan oleh almarhum Yockie Suryo
Prayogo dan Junaedi Salat, Seno memiliki tujuan untuk membawakan versi yang
benar-benar baru. Ini memerlukan kesabaran dan penjelasan pribadi kepada
komunitas musiknya mengenai alasan mengapa ia memilih pendekatan EDM. Terutama
karena lagu ini dinyanyikan oleh trio Nania, Lucky Idol, dan Sara Fajira,
beberapa reaksi kocak dari generasi pendengar lama Chrisye mungkin tak
terhindarkan.
Selain
itu, pemilihan suara dan mixing juga menjadi perhatian utama Seno M. Hardjo
dalam proses produksi lagu "Juwita." Proses mixing melibatkan
beberapa sound engineer yang berkualitas, seperti Moko Aguswan, Satrio Pratomo,
dan mastering oleh Imran Illyas dan Chris Gehringer di Sterling Sound, Amerika.
Tidak
hanya berfokus pada aspek audio, Seno juga merenungkan tentang video musiknya.
Dengan bantuan sahabatnya, Indra Qadarsih (Idra Q), yang memiliki pengetahuan
dalam teknologi AI, mereka berhasil menciptakan video musik yang unik
menggunakan kecerdasan buatan (AI). Hasilnya, video musik "Juwita"
menjadi salah satu karya paling unik di industri musik Indonesia, dan telah
mendapat respon positif dari berbagai kalangan, termasuk komunitas musik,
generasi milenial, dan Gen Z.
Dalam
dunia musik Indonesia yang terus berkembang, penghargaan terhadap masa lalu dan
eksplorasi terhadap teknologi baru adalah langkah yang penting dalam menjaga
relevansi dan menciptakan karya-karya yang berinovasi.
Post a Comment