Header Ads

Mengapa Banyak Orang Berhenti Mendengarkan Musik Baru Setelah Usia 30: Fakta dan Penyebabnya

 

(Alasan Orang Berhenti Mendengarkan Musik Setelah Usia 30 Tahun, Foto: Dreamstime)

The Jakarta Pride - Musik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak orang. Melalui musik, setiap fase yang kita lalui seakan memiliki soundtrack uniknya sendiri. Musik selalu mengangkat tema-tema yang relevan dengan kehidupan kita, mencerminkan berbagai aspek seperti asmara, kehidupan sehari-hari, dan kesedihan. Tidak hanya itu, musik terus berkembang seiring perubahan tren dan zaman, menghadirkan sesuatu yang baru bagi para pendengarnya.

 

Namun, bagaimana jika kita tiba-tiba merasa bosan mendengarkan musik baru? Jangan khawatir, karena kita tidak sendirian. Faktanya, sebagian besar orang cenderung berhenti mendengarkan musik baru ketika mencapai usia tertentu.

 

Deezer melalui survei mereka terhadap 1000 warga Inggris Raya tentang selera musik dan kebiasaan mendengarkannya, mengungkapkan bahwa 60 persen responden hanya mendengarkan lagu-lagu yang sama secara berulang. Bahkan seperempat dari total responden mengatakan mereka mungkin tidak akan mencoba mendengarkan musik baru di luar genre favorit mereka.

 

Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa puncak usia seseorang mencari musik baru adalah pada usia 24 tahun. Di usia ini, 75 persen responden mengatakan mereka mendengarkan 10 atau lebih lagu setiap pekannya, serta 64 persen dari mereka selalu mengulik sampai lima musisi baru setiap bulannya.

 

Namun, setelah melewati usia 24, kemampuan orang untuk mendengarkan musik baru cenderung menurun. Hal ini dikarenakan beberapa alasan, seperti 19 persen responden merasa kewalahan dengan banyaknya pilihan musik atau genre yang ada, 16 persen sibuk dengan pekerjaan, dan 11 persen harus merawat anak-anak mereka.

 

Hampir setengah dari responden berharap mereka memiliki lebih banyak waktu untuk tetap bisa menemukan musik baru, menunjukkan bahwa mereka berhenti mendengarkan musik baru bukan karena kurang minat.

 

Menurut Adam Read, editor musik Inggris & Irlandia di Deezer, fenomena "kelumpuhan musik" ini seringkali terjadi ketika seseorang mencapai usia tiga puluhan.

 

Penelitian lain menyarankan bahwa mendengarkan lagu yang sama berulang kali dapat terjadi karena efek nostalgia. Musik memiliki kemampuan kuat untuk membangkitkan ingatan dan memunculkan kenangan lama di masa lalu.

 

Meskipun begitu, tidak berarti kita tidak akan pernah lagi mendengarkan lagu baru yang akan kita sukai di kemudian hari. Otak kita mengalami banyak perubahan selama masa remaja, dan respon terhadap musik juga dapat berbeda ketika kita lebih dewasa. Meski lagu-lagu baru mungkin tidak mendapatkan respons yang sama kuat seperti saat kita remaja, kita tetap dapat menemukan kebahagiaan dalam mengeksplorasi musik baru yang cocok dengan perjalanan hidup kita saat ini.


Diberdayakan oleh Blogger.