Header Ads

Usai Tur 'Ekpedisi Ombak Banyu Asmara:Jala Khatulistiwa' The Panturas Persembahkan 4 Video Animasi Terbaru


The Jakarta Pride- Setelah menyelesaikan tur "Ekspedisi Ombak Banyu Asmara: Jala Khatulistiwa" pada awal tahun 2023, The Panturas tidak berhenti berkreasi. Kuartet rock asal Jatinangor ini telah mengubah empat lagu instrumental dari album terbaru mereka, "Ombak Banyu Asmara" (2021), menjadi serial video animasi.

 

Keempat video animasi tersebut adalah "Area Lepas Pantai", "Menuju Palung Terdalam", "Intana", dan "Ombak Banyu Asmara".

 

Peluncuran serial video animasi ini merupakan langkah baru bagi The Panturas, yang sebelumnya belum pernah merilis karya visual untuk lagu-lagu instrumental mereka. Abyan 'Acin', vokalis dan gitaris The Panturas, menyambut karya baru ini dengan positif.

 

Baginya, salah satu hal terpenting dari video animasi tersebut adalah kolaborasi antara para seniman dan kreator yang membuat dunia industri kreatif menjadi lebih hidup.

 

Acin berkomentar, "Seru sih! Ada yang agak serem dikit dan agak vulgar. Kayak anime, setiap tokoh ada arc-nya masing-masing."

 

Ia juga menambahkan, "Kalau ide ceritanya dari tim illustrator, dari dulu Panturas bikin project selalu begitu agar terasa kolaborasinya."

 

Keempat video animasi tersebut menggambarkan kisah tiga tokoh yang pergi berlayar di lautan. Di tengah pelayaran, mereka menghadapi sosok raksasa yang mengamuk dan membuat perahu mereka karam.

 

Ketiga tokoh tersebut terpisah dan mengalami perjalanan yang surreal masing-masing. Di akhir cerita, sosok Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Selatan muncul, seperti yang juga hadir dalam album sebelumnya, "Mabuk Laut" (2018), sebagai figur "ibu" yang menginterpretasikan tempat di mana setiap manusia kembali setelah perjalanan mereka.

 

Ula Zuhra, kolaborator ilustrator dalam serial animasi ini, menyatakan bahwa tidak ada pesan spesifik yang ingin disampaikan.

 

Namun, perjalanan yang dilewati ketiga tokoh tersebut diumpamakan seperti "limbo" dalam teologi Katolik, yaitu perjalanan di antara surga dan neraka, sehingga gambaran visualnya lebih menekankan fluiditas dan surrealisme.

 

Dalam pembuatan animasi ini, Ula dibantu oleh dua animator lainnya, yaitu Dinda dan Brenda Christie. Proses pembuatan keempat animasi ini memakan waktu sekitar satu tahun dan menghadapi beberapa hambatan, seperti penyesuaian dalam mempelajari jumlah gambar dalam setiap scene (frame per second).

 

Pengembangan cerita juga membutuhkan waktu untuk berkontemplasi. Selain itu, anggota tim semuanya adalah pekerja lepas di industri kreatif, sehingga membutuhkan penyesuaian waktu yang banyak.

 

Ula mengatakan, "Gue senang diberi kesempatan oleh Panturas karena ini proyek animasi pertama gue. Mereka menceritakan tentang apa sebenarnya album ini, dan dari situ gue mengembangkan cerita orisinil yang gue buat sendiri."

 

Video animasi "Area Lepas Pantai", "Menuju Palung Terdalam", "Intana", dan "Ombak Banyu Asmara" sudah bisa ditonton di saluran resmi YouTube The Panturas.


Diberdayakan oleh Blogger.